Sabtu, 31 Juli 2010

KANKER LEHER RAHIM (KANKER SERVIKS)

Kanker leher rahim atau disebut juga kanker serviks adalah sejenis kanker yang 99,7% disebabkan oleh human papilloma virus (HPV) onkogenik, yang menyerang leher rahim. Kanker ini dapat hadir dengan pendarahan vagina, tetapi gejala kanker ini tidak terlihat sampai kanker memasuki stadium yang lebih jauh, yang membuat kanker leher rahim fokus pengamatan menggunakan Pap smear. Di negara berkembang, penggunaan secara luas program pengamatan leher rahim mengurangi insiden kanker leher rahim yang invasif sebesar 50% atau lebih. Kebanyakan penelitian menemukan bahwa infeksi human papillomavirus (HPV) bertanggung jawab untuk semua kasus kanker leher rahim. Perawatan termasuk operaso pada stadium awal, dan kemoterapi dan/atau radioterapi pada stadium akhir penyakit.
Kanker leher rahim (serviks) atau karsinoma serviks uterus merupakan kanker pembunuh wanita nomor dua di dunia setelah kanker payudara. Di Indonesia, kanker leher rahim bahkan menduduki peringkat pertama. Kanker serviks yang sudah masuk ke stadium lanjut sering menyebabkan kematian dalam jangka waktu relatif cepat.
Serviks atau leher rahim/mulut rahim merupakan bagian ujung bawah rahim yang menonjol ke liang sanggama (vagina). Kanker serviks berkembang secara bertahap, tetapi progresif. Proses terjadinya kanker ini dimulai dengan sel yang mengalami mutasi lalu berkembang menjadi sel displastik sehingga terjadi kelainan epitel yang disebut displasia. Dimulai dari displasia ringan, displasia sedang, displasia berat, dan akhirnya menjadi karsinoma in-situ (KIS), kemudian berkembang lagi menjadi karsinoma invasif. Tingkat displasia dan KIS dikenal juga sebagai tingkat pra-kanker. Dari displasia menjadi karsinoma in-situ  diperlukan waktu 1-7 tahun, sedangkan karsinoma in-situ menjadi karsinoma invasif berkisar 3-20 tahun.
Lalu apa saja gejalanya? Pada tingkat pra-kanker, penderita biasanya tidak memiliki keluhan apa-apa. Tak herena jika kanker leher rahim biasanya ditemukan sudah pada stadium bukan awal. Adapun keluhannya, diantaranya:
  1. Perdarahan dari vagina (per vaginam), yang dapat merupakan perdarahan ringan atau perdarahan pasca senggama Tapi harus juga diingat bahwa tidak semua keluhan perdarahan terkait langsung dengan kanker leher rahim. Hal-hal lain yang dapat menyebabkan perdarahan per vaginam antara lain adalah karena polip leher rahim, radang, atau gangguan hormonal.
  2. Keputihan, yaitu keluarnya cairan dari vagina Keputihan yang mencerminkan kanker leher rahim biasanya berbau, kadang-kadang seperti nanah, warnanya semu merah karena bercampur darah. Tidak semua keputihan merupakan pertanda kanker leher rahim.
  3. Nyeri Bila proses penyakit telah meluas dan menekan organ sekitar, maka dapat mengakibatkan rasa nyeri di panggul. Bila ada penyebaran penyakit di tulang, akan menimbulkan rasa sakit di tulang, misalnya tulang belakang, tulang panggul, dan tulang tungkai.
  4. Anuri (tidak keluar urine) Karena perluasan kanker, sehingga saluran kencing dari ginjal tersumbat.
Untuk mendeteksi kanker servik pada stadium dini, mungkin anda berfikir pasti harganya mahal atau merepotkan. Ternyata tidak…! Yang selama ini anda kenal mungkin cara termudah dan agak murah mendeteksinya yaitu dengan pap’s smear. Pemeriksaan pap’s smear dilakukan dilaboratorium, dengan harga yang agak mahal. Padahal ada cara yang lebih murah dan lebih mudah untuk medeteksi kanker servik ini, yaitu dengan metode IVA test.

IVA (Inspeksi Visual dengan Asam Asetat) test adalah cara sederhana namun efektip mendeteksi kanker leher rahim sedini mungkin. Dikatakan sederhana karena alat, bahan dan tempat pemeriksaan cenderung lebih sederhana dari pada harus ke laboratorium.IVA test dilakukan dengan cara mengoleskan asam acetat 3-5 % pada permukaan mulut rahim. Untuk mengetahui hasilnya langsung pada saat pemeriksaan, berbeda dengan pap’s smear yang harus memerlukan waktu untuk mendapatkan hasilnya.

Pemeriksaan dengan metode ini bisa dilakukan oleh bidan atau dokter di Puskesmas atau di tempat praktek bidan dengan biaya yang cenderung lebih ekonomis.

Pada hasil pemeriksaan apabila terdapat tanda adanya gejala kanker, maka pemeriksaan sebaiknya dilanjutkan dengan pap’s smear di laboratorium atau Gynescopy oleh dokter ahli kandungan. 

Setiap wanita yang sudah/pernah menikah, apalagi yang beresiko tinggi terkena kanker servik, seperti perokok, menikah muda, sering berganti pasangan, memiliki banyak anak dan mengidap penyakit infeksi menular seksual sebaiknya melakukan pemeriksaan sedini mungkin. Agar kejadian angka kematian karena kanker yang tidak terdeteksi dapat dihindarkan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar