Sabtu, 24 Juli 2010

PENYAKIT MENULAR SEKSUAL (PMS)

        PMS seperti infeksi HIV,klamidia, gonore, herpes dan sifilis bukan lagi masalah yang jarang ditemui. siapapun yang aktif secara seksual bahkan termasuk anak remaja berisiko terserang penyakit ini. individu yang terinfeksi PMS seringkali mengalami gejala, sehingga keberadaan penyakit tersebut tidak diketahui oleh pasangan seksualnya bahkan tidak diketahui apakah pasangannya ikut tertular atau tidak. PMS dapat menular lalui hubungan seksual. bakteri dan virus patogen penyebab PMS dapat masuk ke dalam tubuh melalui cara-cara sebagai berikut :
  1. Semen (cairan mani) dan cairan vagina. cairan semen dan vagina pada orang yang terinfeksi banyak mengandung bakteri patogen yang dapat ditularkan melalui hubungan seksi via vagina, oral atau anus.
  2. Darah-virus HIV dan hepatitis B dapat memasuki aliran darah pada selaput mukosa vagina, penis, anus, mulut yang menjadi tempat masuknya bakteri patogen ke dalam tubuh.
  3. Luka terbuka pada kulit, luka potong, luka gores, atau luka tusuk pada kulit dapat menjadi tempat masuknya bakteri patogen ke dalam tubuh
Infeksi menular seksual adalah infeksi yang ditularkan melalui hubungan seksi (koitus). beberapa jenis penyakit menular seksual yang paling banyak terjadi meliputi AIDS, herpes genitalis, infeksi human pappiloma virus (HPV) pada genital, ulkus genitalis misalnya ulkus mole (sangat nyeri) dan sifilis (kurang begitu nyeri), kondiloma, gonore, uretritis non gonore dan vaginitis. gejala-gejala umum dari infeksi menular yaitu keluar sekret dari alat kelamin, gatal, luka, atau benjolan pada genital; ruam kulit; dan disuria. rujuk pasien pada dokter jika dicurigai mengalami infeksi menular seksual. anjurkan pasien untuk mengajak pasangan seksualnya menjalani pengobatan.

PENCEGAHAN
        Upaya pencegahan penyakit menular seksual (PMS) lebih mudah dilakukan daripada pengobatannya. tindakan yang dapat dilakukan untuk mengurangi risiko penularan yaitu melakukan hubungna seksual dengan satu pasangan tetap yang tidak terinfeksi, atau abstinensia (tidak melakukan hubungan seksual). hindari berhubungan seksual tanpa pelindung dengan individu yang mengalami gejala-gejala PMS atau telah terpapar oleh PMS atau yang menjalani kehidupan seksual berisiko.
jika digunakan secara benar, kondom lateks atau kondom khusus wanita adalah alat kontrasepsi terbaik untuk mencegah penularan PMS. untuk memperoleh perlindungan tambahan pada kondom, konsultasikan pada dokter mengenai boleh tidaknya digunakan spermisida yang dapat dioleskan langsung pada vagina.

Sumber : Buku MIMS Bidan (Edisi Perdana 2008/2009)
              http://www.mims.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar